Beranda | Artikel
Macam-Macam Hakikat
Rabu, 21 November 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

Macam-Macam Hakikat merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz DR. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. dalam pembahasan Kitab Qawaa’idul Fiqhiyyah (Mukadimah Kaidah-Kaidah Praktis Memahami Fikih Islam) karya Ustadz Ahmad Sabiq Bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Kajian ini disampaikan pada 13 Shafar 1440 H / 22 Oktober 2018 M.

Status Program Kajian Kaidah Fikih

Status program kajian Kaidah Fikih: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Senin pagi, pukul 05:30 - 07:00 WIB.

Download kajian sebelumnya: Kaidah Sebuah Perkataan Dibawa Kepada Makna Hakikinya

Kajian Islam Ilmiah Tentang Macam-Macam Hakikat – Kaidah Fikih

Kaidahnya berbunyai Perkataan Dibawa Kepada Makna Hakikatnya. Dan disana terdapat beberapa macam hakikat. Para ulama menyebutkan tiga macam hakikat.

Hakikat Syar’iyyah

Hakikat syar’iyyah adalah makna sebuah kata yang diinginkan oleh syariat. Misalnya shalat dalam syariat. Shalat adalah sebuah ibadah yang di buka dengan takbiratul ikhram dan ditutup dengan salam. Makna inilah yang diinginkan oleh syariat ketika disebutkan dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Begitu pula disebutkan para ulama ketika membahas masalah-masalah syariat seperti puasa. Puasa bermakna ibadah dengan menahan diri dari makan dan minum dan semua hal yang membatalkan puasa dari mulai terbitnya fajar shadiq sampai terbenamnya matahari. Inilah shaum dalam syariat Islam. Padahal dalam bahasanya, shaum berarti menahan diri saja.

Seperti juga zakat. Hakikat syar’iyyah dari zakat adalah ibadah dengan menunaikan hak dari harta yang diwajibkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk dizakati dengan kadar-kadar tertentu untuk diberikan orang-orang terntentu. Padahal zakat secara hakikat bahasa adalah mensucikan atau berkembangnya sesuatu.

Demikian pula haji. Hakikat syar’iyyah haji adalah pergi ke Baitullah kemudian melakukan amal-amal tertentu yang rukun ibadah tersebut. Padahal secara bahasa, haji bermaksud untuk ketempat tertentu.

Hakikat ‘Urfiyyah

Hakikat ‘Urfiyyah adalah hakikat yang berasal dari kebiasaan sebuah masyarakat dalam menggunakan sebuah kata-kata. Makna yang diambil dari pemahaman masyarakat atau penggunaan masyarakat terhadap kata-kata tertentu.

Misalnya kata dabbah dalam bahasa arab difahami oleh masyarakat tertentu dengan makna keledai. Disebuah masyarakat tertentu juga ada yang memaknai hewan yang berjalan dengan empat kaki. Padahal secara bahasa, dabbah adalah semua hewan yang berjalan dimuka bumi. Tapi kebiasaan masyarakat mamaknai dabbah dengan makna tertentu.

Misalnya juga Kata-kata lahm atau daging dalam bahasa arab bermakna daging-daging dari hewan-hewan darat. Seperti daging sapi, daging kambing, daging kerbau, daging unta, dan seterusnya. Ini yang dimaksud lahm dalam bahasa arab. Dalam benak masyarakat umum, yang dimaksud dengan daging adalah daging ini. Padahal sebenarnya daging-daging hewan air juga masuk dalam kategori daging. Tapi itu tidak masuk dalam hakikat ‘Urfiyyah.

Misalnya pada kalimat “Saya ingin buang hajat.” Hajat secara bahasa dalam bahasa Indonesia sangat banyak. Makan juga merupakan hajat manusia. Tidur, ngobrol, itu juga hajat. Manusia mempunyai hajat untuk itu. Tapi ketika susunannya “Saya ingin buang hajat”, maka yang dimaksud adalah ingin buang air besar. Inilah makna hakikat yang berasal dari kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kata-kata.

Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Macam-Macam Hakikat – Kaidah Fikih


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45210-macam-macam-hakikat/